Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Transmisi CVT pada Mobil, Lebih Unggul dari AT?

Transmisi CVT atau Continuously Variable Transmission merupakan teknologi transmisi otomatis yang kini banyak digunakan pada mobil-mobil modern.

Transmisi CVT atau Continuously Variable Transmission merupakan teknologi transmisi otomatis yang kini banyak digunakan pada mobil-mobil modern. Berbeda dengan transmisi manual maupun otomatis konvensional yang memiliki rasio gigi tetap, transmisi CVT mampu mengubah rasio giginya secara mulus tanpa rasa hentakan saat berkendara.

Transmisi jenis ini dinilai lebih nyaman dan irit bahan bakar dibanding transmisi jenis lain. Meski sudah cukup populer, masih banyak orang awam di bidang otomotif yang belum paham betul mengenai CVT. Tulisan ini akan membahas secara mendetail mulai dari pengertian, sejarah, cara kerja, kelebihan dan kekurangan transmisi CVT.

Apa Itu Transmisi CVT?

CVT merupakan kependekan dari Continuously Variable Transmission atau dalam bahasa Indonesia disebut transmisi variabel kontinu. Sesuai namanya, transmisi ini mampu mengubah rasio giginya secara variabel dan berkesinambungan tanpa rasa hentakan yang biasa terjadi pada transmisi konvensional tiap kali berpindah gigi.

Umumnya pada transmisi manual dan otomatis konvensional (AT), terdapat sejumlah gigi dengan rasio tertentu yang bisa dipilih saat berkendara. Misalnya pada transmisi manual terdapat gigi 1 sampai dengan 5, sedangkan pada transmisi otomatis bisa sampai 6 atau 7 gigi.

Berbeda dengan transmisi CVT yang menggunakan sabuk dan puli serta tidak memiliki gigi tetap. Besar kecilnya diameter puli bisa diatur secara otomatis dan berkesinambungan sehingga putaran mesin selalu optimal untuk setiap kecepatan kendaraan.

Dengan tidak adanya gigi tetap ini, maka transmisi CVT membuat perpindahan kecepatan mobil menjadi sangat halus tanpa hentakan. Bahkan pengemudi mungkin tidak menyadari kapan terjadi perubahan rasio gigi karena begitu mulusnya perpindahan kecepatan.

transmisi cvt adalah

Bagaimana Sejarah Transmisi CVT?

Meski kini semakin populer dipakai pada mobil-mobil keluaran terbaru, ternyata penemuan teknologi transmisi CVT sendiri sudah cukup lama. Dilansir dari Wikipedia, transmisi jenis ini pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur asal Belanda bernama Hub van Doorne pada tahun 1957.

Dia memperkenalkan konsep transmisi variabel kontinu dengan menggunakan sabuk dan puli pada mobil DAF 600 buatan pabrikan otomotif Belanda, DAF. Kendaraan ini pun menjadi yang pertama memakai teknologi transmisi CVT untuk mobil penumpang.

Awalnya penerapan transmisi CVT lebih banyak untuk sepeda motor. Baru pada tahun 1987 mobil dengan transmisi CVT mulai diperkenalkan untuk mobil penumpang oleh Ford dan Fiat. Namun pada masa itu penerimaan pasar terhadap transmisi CVT masih belum begitu baik.

Mulai memasuki dekade 2000-an, sejumlah produsen otomotif ternama seperti Nissan, Toyota, dan Audi mulai banyak memakai transmisi CVT untuk mobil-mobil mereka. Berbagai inovasi pun dilakukan agar kualitas transmisi CVT bisa semakin baik dan handal.

Kini hampir semua produsen mobil menawarkan transmisi CVT sebagai pilihan transmisi otomatis disamping transmisi otomatis konvensional. Beberapa merek bahkan mulai menghapus transmisi konvensional dan hanya menyediakan CVT saja seperti yang dilakukan Honda untuk sejumlah modelnya.

Bagaimana Cara Kerja Transmisi CVT?

Lantas, bagaimana sebenarnya cara kerja dari transmisi CVT ini? Berbeda dengan transmisi konvensional yang mengandalkan gir rasio tetap, komponen utama pada transmisi CVT adalah sabuk baja berbentuk V dan dua buah puli yaitu drive pulley dan driven pulley.

Drive pulley terhubung langsung dengan poros engkol di bagian depan mesin. Sedangkan driven pulley dihubungkan dengan poros output untuk memutar roda belakang. Kedua puli dihubungkan oleh sabuk baja V, sehingga putaran drive pulley akan mentransmisikan tenaga ke driven pulley.

Mekanisme utama transmisi CVT adalah dengan mengubah diameter kedua puli secara variabel untuk mendapatkan rasio gigi yang diinginkan. Saat kecepatan rendah, diameter drive pulley kecil dan driven pulley besar. Ketika kecepatan tinggi, diameter drive pulley membesar dan driven pulley mengecil.

Perubahan diameter puli ini dikontrol secara otomatis oleh Engine Control Module (ECM) melalui actuator berdasarkan beberapa parameter seperti putaran mesin, kecepatan kendaraan, posisi throttle, dan beban mesin.

Dengan cara kerja yang variabel ini, putaran mesin bisa dipertahankan pada level yang optimal sehingga performa dan efisiensi bahan bakar menjadi lebih baik. Selain itu, perpindahan kecepatan menjadi sangat halus karena rasio gigi bisa berubah tanpa batas dan tanpa diskontinuitas.

Apa Kelebihan menggunakan Transmisi CVT?

Dari penjelasan di atas, sudah bisa diketahui beberapa keunggulan utama yang ditawarkan transmisi CVT dibanding transmisi jenis lain, di antaranya:

1. Perpindahan Halus Tanpa Hentakan

Dengan mampu mengubah rasio gigi secara mulus dan berkelanjutan, transmisi CVT membuat mobil terasa lebih halus saat berakselerasi. Tidak ada hentakan yang biasa terjadi pada transmisi konvensional saat berpindah gigi.

Pengemudi pun seolah tidak merasakan mobil sedang berpindah gigi karena perubahannya sangat halus. Ini meningkatkan kenyamanan saat berkendara terutama di perkotaan yang banyak start-stop.

2. Performa Mesin Lebih Optimal

Transmisi CVT selalu bisa menjaga putaran mesin pada rpm yang optimal untuk setiap kecepatan. Mesin tak perlu berputar terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga torsi dan tenaga mesin bisa optimal.

Performa mesin jadi lebih baik karena selalu berada di kondisi idealnya. Respons gas menjadi lebih cepat dan akselerasi terasa lebih linier saat diminta.

3. Lebih Hemat Bahan Bakar

Karena mesin selalu beroperasi pada kondisi idealnya, maka konsumsi bahan bakar pada kendaraan transmisi CVT menjadi lebih efisien. Dengan menjaga rpm mesin agar tak terlalu tinggi atau rendah, pemakaian bensin bisa dioptimalkan.

Banyak uji cobapun menunjukkan mobil CVT lebih irit bbm dibanding mobil matik konvensional. Selisih penggunaan bahan bakar bisa mencapai 10-15% untuk kecepatan dan kondisi yang sama.

4. Emisi Gas Buang Lebih Rendah

Efisiensi bahan bakar pada mesin CVT berdampak pada rendahnya emisi gas buang yang dihasilkan. Polusi udara akibat knalpot kendaraan bisa ditekan dan lingkungan menjadi lebih sehat.

Karena itu, banyak mobil hybrid dan elektrik yang mengadopsi transmisi CVT untuk memaksimalkan efisiensi mesin bakarnya. Beberapa regulasi emisi di negara maju bahkan mendorong adopsi CVT untuk kendaraan baru.

5. Perawatan Lebih Sederhana

Secara mekanis, transmisi CVT tidak sekompleks transmisi otomatis konvensional yang penuh dengan gir dan komponen lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan perawatan berkala pada CVT umumnya lebih sederhana dan murah.

Hanya perlu mengganti oli transmisi dan memastikan kondisi sabuk serta puli dalam kondisi baik. Tidak banyak komponen lain yang perlu penyetelan atau penggantian rutin.

Nah, itulah ulasan mengenai berbagai keunggulan yang ditawarkan teknologi transmisi CVT dibanding transmisi konvensional pada umumnya. Tentu saja selain kelebihan, ada pula kelemahan yang perlu diketahui.

Apa Saja Kelemahan Transmisi CVT?

Di balik sejumlah keunggulannya, ternyata transmisi CVT juga masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Respon Kurang Sporty

Bagi penggemar performa berkendara yang sporty, transmisi CVT terasa kurang menyenangkan. Tarikan mesin yang ‘ngeden’ saat kick down tidak akan didapatkan karena CVT selalu menjaga rpm mesin agar tetap optimal.

2. Kurang Awet

Meski lebih sederhana, komponen transmisi CVT seperti sabuk dan puli lebih cepat aus karena gesekan dan panas yang tinggi. Umur pakai CVT rata-rata hanya sekitar 80.000 – 100.000 km.

3. Biaya Perbaikan Mahal

Jika terjadi kerusakan, biaya perbaikan transmisi CVT bisa lebih mahal. Seringkali harus mengganti komponen secara total karena aus atau overheat. Biayanya bisa mencapai jutaan rupiah.

4. Berisik

Suara mesin yang tinggi akibat rpm optimal membuat kabin mobil CVT terasa lebih berisik dibanding mobil transmisi otomatis pada umumnya. Pengemudi butuh waktu terbiasa dengan suara tinggi ini.

5. Tarikan Lemah di Jalan Menanjak

Fitur kick down pada transmisi CVT terkadang membuat tarikan mesin terasa lemah saat melawan tanjakan. Hal ini karena rpm dibatasi agar tak terlalu tinggi demi efisiensi bahan bakar.

Nah, itulah rangkuman mengenai kelebihan dan kelemahan pada kendaraan yang menggunakan transmisi CVT. Setiap teknologi tentu memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing.

transmisi cvt artinya

Perbandingan CVT dan Transmisi Otomatis Konvensional (AT)

Untuk lebih memahami perbedaan mendasar antara kedua jenis transmisi otomatis ini, berikut perbandingan ringkas transmisi CVT dan transmisi otomatis konvensional:

AspekTransmisi CVTTransmisi Otomatis Konvensional
Cara kerjaMenggunakan sabuk dan puli variabelMenggunakan gigi planet dan konverter torsi
Jumlah gigiTidak ada gigi tetap3 sampai 8 gigi
Perpindahan gigiHalus tanpa hentakanDapat terasa hentakannya
PerformaTorsi optimal tiap rpmTorsi maksimal saat kick down
Konsumsi bbmLebih hematBisa boros di rpm tinggi
EmisiLebih bersihCenderung lebih tinggi
PerawatanLebih sederhanaLebih kompleks
HargaLebih mahalLebih murah
Umur pakai80.000 – 100.000 kmBisa sampai 200.000 km

Dari tabel perbandingan di atas bisa dilihat bahwa kedua jenis transmisi otomatis ini memang memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan transmisi CVT atau konvensional tergantung kebutuhan dan selera masing-masing pengemudi.

Beberapa Mobil yang Menggunakan Transmisi CVT

Sebagai salah satu teknologi transmisi terkini, kini semakin banyak mobil yang mengadopsi transmisi CVT baik untuk mobil kelas low, medium, sampai high. Beberapa contoh mobil yang sudah menggunakan CVT antara lain:

  • Honda (All New Civic, All New CR-V, All New Brio)
  • Toyota (All New Yaris, All New Avanza)
  • Daihatsu (Sigra, Rocky)
  • Suzuki (Ertiga, Baleno)
  • Mitsubishi (Xpander, Pajero Sport)
  • Nissan (Grand Livina, Serena)
  • Wuling (Cortez)
  • DFSK (Glory 580)

Hampir semua merek kendaraan kini menawarkan pilihan transmisi CVT untuk berbagai modelnya, menggantikan transmisi otomatis konvensional yang sebelumnya digunakan.

Beberapa merek bahkan mulai menghilangkan sama sekali transmisi manual dan otomatis konvensional, dan hanya menyediakan CVT saja seperti dilakukan Honda untuk sejumlah modelnya.

Dengan semakin banyaknya mobil bertransmisi CVT ini, otomatis kebutuhan perawatan dan suku cadang khusus CVT juga akan meningkat.

Perawatan yang Dibutuhkan Transmisi CVT

Agar bisa bertahan lebih lama, transmisi CVT membutuhkan perawatan khusus agar performanya tetap optimal dan umur pakainya maksimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merawat transmisi CVT antara lain:

▶ Rutin Ganti Oli Transmisi

Oli transmisi CVT sangat rentan terhadap akumulasi panas yang berasal dari gesekan puli dan sabuk. Oleh karena itu, sangat penting untuk rutin mengganti oli transmisi sesuai interval yang dianjurkan.

Biasanya, oli transmisi CVT direkomendasikan untuk diganti setiap 40.000 – 60.000 km atau 2 tahun sekali. Gunakan oli transmisi CVT berkualitas tinggi sesuai rekomendasi pabrik mobil. Jangan mencampur atau mengganti dengan oli biasa karena karakteristiknya berbeda.

▶ Periksa Kondisi Sabuk dan Puli

Komponen utama transmisi CVT adalah sabuk dan puli penggeraknya. Keduanya rawan aus dan perlu diperiksa kondisinya saat service berkala. Sabuk yang mulai licin atau puli yang sudah aus dapat menurunkan umur pakai transmisi CVT.

▶ Hindari Pengereman Mendadak

Fitur engine brake pada transmisi CVT tentu sangat membantu saat menuruni tanjakan. Namun, hindari pengereman mendadak dan ekstrim karena dapat membuat komponen CVT overheat. Turunkan kecepatan secara bertahap untuk mengurangi beban pengereman pada transmisi.

▶ Jaga Temperatur Transmisi

Panas berlebih adalah musuh utama transmisi CVT. Selalu perhatikan suhu mesin saat berkendara jarak jauh agar tak terjadi overheat pada area transmisi. Jika suhu terlalu panas, segera istirahatkan mesin beberapa saat sampai temperatur kembali normal.

▶ Lakukan Perawatan Berkala

Meski terlihat sederhana, sebenarnya transmisi CVT cukup kompleks dan membutuhkan perawatan yang benar. Lakukan perawatan berkala di bengkel resmi untuk memastikan kondisi CVT selalu prima demi performa dan umur pakai maksimal.

Demikian ulasan lengkap seputar transmisi CVT mulai dari pengertian, cara kerja, kelebihan, kekurangan, perbandingan dengan transmisi konvensional, serta perawatan yang dibutuhkan. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan Anda tentang teknologi transmisi terbaru yang kini banyak digunakan.

Pertanyaan seputar Transmisi CVT

Berikut ini 5 pertanyaan yang sering ditanyakan terkait topik transmisi CVT:

Apa perbedaan mendasar transmisi CVT dan otomatis konvensional?

Perbedaan utamanya adalah CVT menggunakan sabuk dan puli untuk mengatur rasio giginya, sedangkan otomatis konvensional menggunakan gigi planet dan konverter torsi. CVT lebih halus tanpa hentakan saat perpindahan gigi.

Apakah CVT lebih hemat BBM dibanding matik konvensional?

Ya, CVT lebih hemat BBM karena rpm mesin selalu dijaga optimal untuk efisiensi bahan bakar. CVT juga minim slip saat perpindahan gigi sehingga lebih hemat bahan bakar.

Mengapa suara mesin CVT terdengar lebih keras?

Karena CVT selalu menjaga rpm optimal yang cukup tinggi, suara mesin terdengar lebih keras dibanding matik konvensional. Namun hal ini justru menunjukkan mesin bekerja efisien.

Apakah perawatan CVT lebih mahal dari pada matik biasa?

Secara umum, perawatan CVT lebih mahal karena harus mengganti komponen secara total bila rusak. Selain itu, CVT juga membutuhkan oli transmisi khusus.

Seberapa sering oli transmisi CVT harus diganti?

Direkomendasikan untuk mengganti oli CVT setiap 40.000 – 60.000 km atau 2 tahun sekali. Gunakan oli CVT berkualitas sesuai standar pabrikan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *