Keringat dingin atau dikenal juga dengan istilah diaforesis merupakan gangguan yang kerap dirasakan banyak orang. Tubuh tiba-tiba mengeluarkan keringat padahal udara sedang tidak panas atau tidak ada aktivitas fisik yang berat.
Pengertian Keringat Dingin
Keringat dingin adalah produksi keringat berlebih yang muncul secara tiba-tiba dan tidak disebabkan oleh aktivitas fisik atau suhu udara yang panas. Keringat ini bisa muncul di bagian tubuh manapun, namun paling kerap terjadi di telapak tangan, telapak kaki, maupun ketiak.
Berbeda dengan keringat saat tidur atau dikenal dengan istilah night sweats yang hanya terjadi di malam hari, keringat dingin bisa muncul kapan saja, siang atau malam.
Normalnya, Mengapa Tubuh Berkeringat?
Sejatinya, tubuh memproduksi keringat sebagai respons alami untuk mendinginkan tubuh dari dalam. Keringat keluar karena suhu tubuh meningkat akibat aktivitas fisik atau suhu udara yang panas. Dengan menguap di permukaan kulit, keringat membantu menurunkan suhu tubuh.
Kelenjar keringat terletak di lapisan dermis kulit. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu ekkrina dan apokrina. Kelenjar ekkrina tersebar di seluruh tubuh, terutama di telapak tangan, kaki, dahi dan ketiak. Sementara kelenjar apokrina hanya ada di ketiak dan area genital.
Keringat normalnya terdiri dari air dan elektrolit seperti sodium, potassium, dan klorida. Keringat yang dihasilkan kelenjar ekkrina tidak berbau, berbeda dengan keringat dari kelenjar apokrina.
Apa Penyebab Keringat Dingin?
Keringat dingin merupakan respons tubuh terhadap aktivasi saraf simpatis, bagian dari sistem saraf otonom yang mengatur fungsi tubuh secara otomatis di luar kesadaran kita.
Saraf simpatis bertugas mengendalikan reaksi “fight or flight”, yaitu respons melawan atau melarikan diri saat menghadapi ancaman. Saraf ini akan memerintahkan tubuh untuk memproduksi hormon seperti adrenalin yang memacu denyut jantung dan tekanan darah meningkat.
Keringat dingin merupakan salah satu efek dari aktivasi saraf simpatis saat tubuh bereaksi menghadapi situasi yang dianggap mengancam. Keringat dingin bisa merupakan gejala dari kondisi ringan hingga yang mengancam jiwa.
1. Stres atau kecemasan
Perasaan cemas atau takut dapat memicu respons saraf simpatis, termasuk produksi keringat berlebih. Keringat dingin karena stres atau kecemasan umumnya disertai gejala seperti jantung berdebar-debar, sulit bernapas, mual, pusing, dan gemetar.
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah normal bisa memicu timbulnya keringat dingin. Respons tubuh saat hipoglikemia mirip dengan saat mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen.
3. Serangan panik
Serangan panik ditandai respons berlebihan saraf simpatis. Selain keringat dingin, serangan panik juga menimbulkan gejala seperti sesak napas, detak jantung kencang, gemetar, mual, pusing, rasa seperti tercekik, dan ketakutan akan hal buruk terjadi.
4. Demam
Saat tubuh dilanda infeksi dan suhu naik drastis, respons pertama adalah keringat dingin. Keringat dingin biasanya muncul saat demam mulai turun.
5. Hipotensi
Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba atau hipotensi bisa memicu respons saraf simpatis, termasuk produksi keringat berlebih. Hipotensi yang parah bahkan bisa menyebabkan syok dan pingsan.
6. Nyeri akut
Rasa sakit akibat cedera atau kondisi seperti batu ginjal bisa sangat menyiksa hingga memicu keringat dingin. Tubuh mempersepsikan rasa sakit sebagai ancaman sehingga mengaktifkan saraf simpatis.
7. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid yang kelebihan hormon dan terlalu aktif dapat memacu produksi keringat berlebih. Penderita hipertiroid kerap mengalami intoleransi terhadap panas dan berkeringat walaupun suhu rendah.
8. Menopause
Salah satu gejala saat menopause adalah keringat dingin disertai rasa panas atau hot flashes. Penurunan hormon estrogen menyebabkan gangguan pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus.
9. Penyakit jantung
Keringat dingin bisa menjadi gejala serangan jantung, terutama jika disertai nyeri dada dan sesak napas. Aliran darah ke jantung berkurang sehingga jantung memompa lebih keras hingga keringat keluar.
10. Penyakit paru
Gangguan paru seperti pneumonia, emfisema, dan TBC juga bisa memicu keringat dingin karena kadar oksigen dalam darah berkurang. Tubuh berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen dengan cara meningkatkan metabolismenya.
11. Hipoglikemia
Kadar gula darah yang sangat rendah atau hipoglikemia memaksa tubuh untuk mengeluarkan adrenalin dan hormon stres lainnya. Akibatnya, muncul gejala seperti lemas, lapar, pusing disertai keringat dingin.
12. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid, pil KB, dan obat batuk dengan kodein juga dapat memicu keringat berlebih. Selalu perhatikan efek samping obat yang dikonsumsi.
Mulai Khawatir Saat Keringat Dingin Disertai Gejala Lain
Pada dasarnya keringat dingin bukan kondisi yang berbahaya. Akan tetapi, keringat dingin patut diwaspadai bila disertai gejala lain seperti:
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Pusing dan sulit berkonsentrasi
- Mual dan muntah
- Lemas dan hampir pingsan
- Penglihatan kabur
- Bibir atau kuku membiru
- Demam tinggi
Kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa keringat dingin disebabkan oleh masalah yang lebih serius seperti serangan jantung, infeksi berat, atau syok hipovolemik. Segera cari pertolongan medis bila mengalami keringat dingin plus gejala tersebut.
Bagaimana Dokter Mendiagnosis Penyebab Keringat Dingin?
Untuk menentukan apakah keringat berlebih disebabkan oleh kondisi medis atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Tanya jawab riwayat keluhan
Dokter akan menanyakan sejak kapan keringat dingin dialami, bagian tubuh mana saja yang berkeringat, apakah ada gejala lainnya, serta riwayat penyakit.
Keringat dingin yang muncul tiba-tiba, disertai gejala lain, dan tanpa sebab jelas kemungkinan dapat diakibatkan oleh masalah kesehatan tertentu.
2. Pemeriksaan fisik
Dokter akan memeriksa tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, serta mencari tanda-tanda lain seperti pembesaran kelenjar tiroid pada leher.
Pemeriksaan fisik penting untuk mengetahui apakah ada kelainan yang menimbulkan gejala keringat berlebih.
3. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan guna menegakkan diagnosis antara lain:
- Tes darah, untuk memeriksa kadar gula, kolesterol, hormon tiroid, serta mendeteksi infeksi.
- Foto dada, untuk melihat kondisi paru-paru.
- EKG, untuk mendeteksi kelainan irama jantung.
- USG tiroid, untuk melihat struktur dan ukuran kelenjar tiroid.
- TES keringat, dengan cara mengoleskan larutan yodium di kulit untuk melihat banyaknya keringat yang keluar.
Macam-macam Pengobatan untuk Meredakan Keringat Berlebih
Mengatasi keringat dingin tergantung penyakit yang mendasarinya. Misalnya keringat dingin karena serangan jantung memerlukan penanganan gawat darurat di rumah sakit.
Adapun beberapa pilihan pengobatan keringat berlebih yang dapat direkomendasikan dokter:
1. Antiperspirant
Antiperspirant mengandung bahan aktif seperti aluminum chloride yang dapat menyumbat kelenjar keringat sementara. Gunakan antiperspirant yang mengandung 10-15% aluminum chloride.
2. Obat suntik botox
Botulinum toxin atau botox bekerja menekan sinyal saraf untuk memproduksi keringat. Botox disuntikkan dokter pada area ketiak atau telapak tangan yang berkeringat berlebih.
3. Terapi iontoforesis
Metode ini memanfaatkan arus listrik kecil untuk menyumbat kelenjar keringat sementara. Perawatan dilakukan dengan mencelupkan tangan atau kaki ke dalam air hangat yang dialiri listrik.
4. Bedah pengangkatan kelenjar keringat
Jika berbagai cara di atas tidak berhasil, pilihan terakhir adalah mengangkat kelenjar keringat secara bedah. Prosedur ini menyembuhkan keringat berlebih secara permanen namun hanya dilakukan jika sangat diperlukan.
5. Obat antidepresan
Obat antidepresan dapat diresepkan untuk mengurangi keringat berlebih akibat kecemasan atau gangguan panik. Obat ini bekerja menekan aktifitas saraf simpatis penyebab keringat.
3 Cara Alami Mengatasi Keringat Berlebih di Rumah
Selain pengobatan medis, ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk meredakan keringat dingin:
1. Gunakan antiperspirant tanpa resep
Antiperspirant bebas yang dijual di pasaran mengandung zat aluminium atau zirkonium. Kedua bahan tersebut dapat menyumbat kelenjar keringat sehingga produksi berkurang.
Pilihlah antiperspirant dengan kandungan aluminium sekitar 5-15% dan oleskan setiap malam sebelum tidur agar efek menyumbat kelenjar keringat maksimal.
2. Memakai pakaian terbuat kain penyerap keringat
Keringat yang berlebihan akan terasa lebih nyaman jika memakai pakaian dari bahan yang dapat menyerap keringat, seperti katun. Hindari memakai pakaian ketat atau terbuat dari bahan sintetis.
3. Mandi dengan air dingin
Berkeringat berlebih akan membuat badan terasa gerah dan lengket. Mandi dengan air dingin atau mandi berendam air dingin dapat membuat tubuh lebih nyaman. Air dingin juga bisa sedikit mengurangi produksi keringat.
Komplikasi Bila Keringat Berlebih Tak Ditangani
Mengesampingkan penyebabnya, keringat berlebih yang tak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi berupa:
1. Iritasi dan infeksi kulit
Kulit yang lembap akibat keringat yang tak kunjung mengering rentan terkena iritasi dan infeksi oleh jamur atau bakteri. Jerawat dan bau badan juga bisa muncul.
2. Dehidrasi
Produksi keringat yang berlebihan terus-menerus dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah banyak hingga dehidrasi.
3. Gangguan sosial dan emosi
Seseorang dengan keringat berlebih berisiko menarik diri dari pergaulan karena malu dan kurang percaya diri. Lama-kelamaan, hal ini bisa memicu gangguan emosi seperti depresi.
Agar Terhindar dari Keringat Dingin yang Mengganggu
Keringat dingin memang kondisi yang sangat menganggu aktivitas dan menurunkan kualitas hidup. Dengan mengetahui penyebabnya, keringat berlebih bisa segera ditangani agar tidak berlarut-larut.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk terhindar dari keringat berlebih antara lain:
- Periksakan diri ke dokter bila sering mengalami keringat dingin tanpa sebab jelas.
- Atasi penyakit yang diduga memicu keringat berlebih, seperti tiroid dan jantung.
- Hindari stres berlebihan serta olah pikiran dan tubuh secara teratur.
- Jaga pola makan dan istirahat yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.
- Gunakan antiperspirant secara rutin dan pakailah pakaian yang menyerap keringat.
- Bersihkan area ketiak dan telapak tangan yang berkeringat agar terhindar dari iritasi kulit.
Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, keringat dingin yang kerap kambuh dapat dikendalikan. Sehingga, kondisi ini tidak akan mengganggu aktivitas dan menurunkan rasa percaya diri.
Yang terpenting, jangan abaikan gejala berlebihnya keringat ini. Konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebab yang mungkin serius. Selalu waspada terhadap gejala lain yang menyertainya.
Dengan langkah preventif berupa pola hidup sehat dan penggunaan antiperspirant yang benar, keringat berlebih bisa diminimalisir. Serta, deteksi dini memungkinkan penyakit pemicunya segera ditangani.
Mengatasi keringat dingin bukan hal yang sulit selama Anda tahu penyebabnya. Jangan biarkan kondisi ini membuat Anda terganggu dan tidak percaya diri. Keringat berlebih bisa dikendalikan dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup.
Referensi:
Satu pemikiran pada “Penyebab Keringat Dingin dan Cara Mengatasinya”
Komentar ditutup.