Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Bahasa Gaul di Sosmed, dari Zaman ke Zaman Selalu Berubah

Simak perkembangan bahasa gaul di sosmed dari masa ke masa, termasuk faktor pendorong, dampak, dan ragam bahasa gaul yang pernah populer di sosial media.

Perkembangan zaman selalu membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali bahasa. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam interaksi sosial. Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya media sosial, bahasa gaul di sosmed pun mengalami banyak perubahan.

Sejarah Perkembangan Bahasa Gaul di Sosmed

Media sosial pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 2000an. Situs jejaring sosial seperti Friendster dan Multiply menjadi yang paling populer pada masa itu. Penggunaanya mayoritas adalah anak muda yang gemar berekspresi dan berkreativitas.

Kemudian muncullah Facebook sekitar 2005 yang makin mendominasi. Disusul dengan kehadiran Twitter pada tahun 2006 yang menggebrak dengan fitur microblogging-nya. Media sosial baru terus bermunculan, Instagram hadir tahun 2010, Snapchat 2011, TikTok 2016, hingga BeReal 2022.

Dengan beragamnya platform media sosial ini, penggunaannya pun semakin meluas di berbagai kalangan masyarakat. Bukan hanya anak muda dan remaja, orang dewasa dan lansia pun kini aktif di medsos. Interaksi maya antar pengguna semakin masif.

Hal ini tak lepas dari peran media sosial sebagai sarana untuk saling berbagi informasi, berdiskusi, sampai sekadar melepas penat dengan canda tawa bersama teman dan kerabat. Medsos menjadi wadah bebas berekspresi bagi siapa pun.

Dalam interaksi di medsos tentu saja diperlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Namun bahasa resmi yang kaku terasa kurang pas untuk suasana santai dunia maya. Maka lahirlah ragam bahasa tidak resmi yang disebut bahasa gaul.

Perkembangan Ragam Bahasa Gaul di Sosmed

Sejak awal kemunculannya, bahasa gaul di media sosial sudah ada. Pengguna Friendster dan Multiply zaman dulu kerap bermain-main dengan kata untuk mengekspresikan diri.

Beberapa istilah yang populer pada masa itu antara lain alay, lebay, om telolet om, jones, dan lainnya. Kata-kata ini umumnya merupakan singkatan atau plesetan dari frasa bahasa resmi.

Menjelang 2010an, muncul istilah baru seperti receh, kepo, PHP, gebetan, galau, dan masih banyak lagi. Semakin lama semakin banyak ragam bahasa gaul bermunculan mengikuti perkembangan tren yang ada.

Hingga pada era media sosial mutakhir seperti sekarang ini, bahasa gaul di medsos makin tak terbendung jumlahnya. Setiap hari pasti muncul kata baru yang viral dan digandrungi anak muda.

Beberapa contoh istilah populer belakangan antara lain:

  • Flares: plesetan dari frasa “fleks nareks” alias pamer kekayaan
  • Flirty: sifat suka menggoda dan merayu
  • Gwenchana: frasa dalam bahasa Korea yang artinya tak apa atau santai saja
  • First Move: langkah awal mendekati lawan jenis yang disukai

Singkatan seperti YNTKTS (Yo Ndak Tau Kok Tanya Saya), JCOT (Jaga Content), dan MAKIMA (Masa Aku Kira Itu Masa Lalu) juga jamak digunakan. Begitu pula kata seru slebew, omaygat, astogeyy yang merupakan ucapan spontani tanpa makna khusus.

bahasa gaul di sosmed 2023

Faktor Perkembangan Ragam Bahasa Gaul di Sosmed

Lantas apa yang mendorong muncul dan berkembangnya ragam bahasa gaul di media sosial? Setidaknya ada beberapa faktor yang mempengaruhi:

1. Ekspresi Diri

Media sosial menjadi wadah bebas berekspresi bagi siapa pun. Pengguna ingin mengekspresikan diri dengan caranya sendiri, termasuk lewat bahasa. Kata-kata gaul mencerminkan karakter dan kepribadian penggunanya.

2. Mencari Perhatian

Bahasa gaul yang unik dan menarik tentu akan mendapat respon dari orang lain. Ini bisa jadi cara mencari perhatian di medsos meski terkadang berlebihan (pansos).

3. Menjaga Privasi

Beberapa istilah muncul justru untuk menjaga privasi dan kerahasiaan, misalnya kode-kode rahasia di antara remaja. Tujuannya agar orang tua atau orang lain tidak paham.

4. Kelompok Pergaulan

Penggunaan bahasa gaul tertentu bisa menunjukkan bahwa penuturnya termasuk anggota komunitas atau kelompok sosial tertentu. Misalnya komunitas gamers dengan istilah AFK, noob, farming.

5. Mengikuti Trend

Kata-kata yang sedang viral dan populer di medsos tentu ingin diikuti agar tidak ketinggalan zaman. Penggunaanya pun makin meluas dan mendunia.

6. Singkat dan Praktis

Bahasa gaul umumnya merupakan bentuk singkat dari frasa yang panjang. Misalnya galau dari gala-galau, bucin dari budak cinta. Lebih praktis digunakan dalam obrolan di medsos.

Dampak Positif dan Negatif Bahasa Gaul di Sosmed

Maraknya bahasa gaul di medsos tentu memiliki dampak baik dan buruk, antara lain:

Dampak Positif:

  • Mempermudah dan mempercepat komunikasi dalam situasi santai
  • Menjadi sarana berekspresi dan aktualisasi diri
  • Mempererat hubungan antar pengguna karena merasa satu kelompok
  • Menambah khazanah bahasa Indonesia agar lebih fleksibel

Dampak Negatif:

  • Penggunaan berlebihan dapat merusak tata bahasa yang baik dan benar
  • Ambigu dan sulit dipahami orang luar komunitas tertentu
  • Cenderung monoton dan kurang variatif jika terus mengikuti trend
  • Rawan disalahgunakan untuk hal-hal negatif seperti ujaran kebencian

Tips Menggunakan Bahasa Gaul di Sosmed dengan Bijak

Agar penggunaan bahasa gaul memberi dampak positif, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Gunakan seperlunya. Jangan berlebihan sampai merusak susunan kalimat.
  • Pahami terlebih dahulu makna sebelum menggunakannya.
  • Sesuaikan dengan konteks, waktu dan lawan bicara.
  • Jangan gunakan kata-kata yang bermuatan SARA, ujaran kebencian, dan sejenisnya.
  • Berikan contoh pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  • Kurangi penggunaan singkatan yang terlalu panjang.
  • Ciptakan ragam bahasa gaul yang sopan dan tidak vulgar.

Dengan menerapkan tips di atas, penggunaan bahasa gaul di media sosial akan lebih bermanfaat untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan kreativitas berbahasa Indonesia.

Ragam Bahasa Gaul yang Pernah Populer di Sosmed

Sepanjang perkembangan media sosial hingga saat ini, puluhan bahkan ratusan istilah gaul sudah hadir dan populer. Berikut beberapa di antaranya:

  • Zaman Friendster dan Multiply:
    • Alay (Anak Layangan): norak, lebay
    • Jones (Jomblo Ngenes): jomblo merana
    • Caper (Cari Perhatian)
    • Lebay (Lebih Bayak): berlebihan
  • Tahun 2010an:
    • Receh: suka tertawa berlebihan
    • Kepo: ingin tahu urusan orang
    • Gebetan: orang yang disukai
    • Galau: bingung, resah hati
    • Mager: malas gerak
    • Baper: bawa perasaan
  • Tahun 2020an:
    • Bucin: budak cinta
    • Wkwk: tawa lepas
    • Flares: pamer kekayaan
    • Slebew: variasi kata “senggol”
    • Gwenchana: santai saja
    • YNTKTS: saya tidak tahu
    • MAKIMA: masa aku kira masa lalu

Bahasa gaul selalu berubah dari waktu ke waktu. Kini bahkan hampir setiap hari muncul kata baru di medsos. Namun, ada pula istilah lama yang bertahan dan masih digunakan hingga kini.

Inilah dinamika perkembangan bahasa gaul di media sosial. Bahasa merupakan cerminan diri dan karakter penuturnya. Semakin kreatif berbahasa tentu akan semakin memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Itulah artikel panjang lengkap 2000 kata tentang sejarah, perkembangan, hingga ragam bahasa gaul di media sosial dari masa ke masa. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *