Ayam kampung merupakan komoditas unggulan peternakan di Indonesia. Kelezatan daging dan kualitas telur ayam kampung sudah terkenal hingga mancanegara. Namun, produktivitas ayam kampung masih terbilang rendah dibandingkan dengan ayam ras petelur atau pedaging.
Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanian melakukan riset pemuliaan ayam kampung untuk meningkatkan produktivitasnya. Hasilnya adalah lahirnya galur ayam kampung unggul yang diberi nama Ayam Kampung Unggul Balitbangtan, disingkat Ayam KUB.
Apa itu Ayam KUB?
Ayam KUB merupakan galur ayam kampung hasil pemuliaan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. Pemuliaan ayam KUB bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung sebagai penghasil daging dan telur.
Riset pemuliaan ayam KUB dilakukan di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor. Balitnak Ciawi melakukan persilangan dan seleksi terhadap rumpun-rumpun ayam kampung dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Cianjur, Depok, Majalengka, dan Bogor.
Setelah melalui proses seleksi ketat selama 6 generasi, akhirnya lahirlah galur unggul bernama Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (Ayam KUB) dengan nomor silsilah ILRI-BB 004. Ayam KUB resmi dilepas melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian pada 17 Februari 2014.
Apa Saja Ciri-Ciri Ayam KUB?
Secara fisik, Ayam KUB tidak berbeda dengan ayam kampung pada umumnya. Ayam KUB memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, putih, abu-abu, atau kombinasi warna tersebut.
- Memiliki bulu yang agak lebat dan tebal dibandingkan ayam ras.
- Memiliki jengger tunggal berbentuk daun (jengger wilah).
- Warna kaki bervariasi, ada yang hitam, kuning, hijau lumut.
- Mata berwarna hitam pekat pada saat berumur kurang dari 1 bulan.
- Paruh dan tarsus berwarna hitam arang hingga hitam kebiruan.
Perbedaan utama ayam KUB dengan ayam kampung biasa terletak pada performa produksinya, baik produksi telur maupun pertumbuhan bobot badan. Ayam KUB jauh lebih unggul daripada ayam kampung lokal.
Apa Keunggulan Ayam KUB Dibanding Ayam Kampung Biasa?
Ayam KUB merupakan galur unggul hasil riset ilmiah Balitbangtan. Ayam KUB memiliki banyak keunggulan dibandingkan ayam kampung lokal, antara lain:
1. Pertumbuhan Lebih Cepat
Ayam KUB memiliki laju pertumbuhan bobot badan jauh lebih cepat dibandingkan ayam kampung biasa. Pada umur 10 minggu, bobot badan ayam KUB sudah mencapai 0,9 – 1 kg per ekor. Sementara ayam kampung lokal baru akan mencapai bobot tersebut pada umur 12 minggu.
Dengan demikian, ayam KUB siap dipanen lebih cepat untuk diambil dagingnya. Peternak bisa memanen ayam KUB untuk ayam potong pada umur 10 minggu dengan bobot potong 0,9 – 1 kg per ekor.
2. Produksi Telur yang Tinggi
Ayam KUB merupakan jenis ayam kampung dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan telur. Produktivitas telurnya jauh lebih tinggi dibandingkan ayam kampung lokal.
Seekor ayam KUB mampu memproduksi telur sebanyak 180 butir per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas telur ayam kampung lokal yang hanya mampu bertelur 50 – 75 butir per tahun.
Ayam KUB mulai bertelur pada umur 5 – 6 bulan atau sekitar 20 – 22 minggu. Sedangkan ayam kampung lokal baru mulai bertelur pada umur 6 – 8 bulan atau 24 – 26 minggu. Dengan demikian, masa produktif ayam KUB lebih panjang untuk menghasilkan telur.
3. Bobot Telur Lebih Berat
Ayam KUB menghasilkan telur dengan bobot rata-rata 36 – 45 gram per butir. Angka ini lebih berat daripada rata-rata bobot telur ayam kampung yang hanya 30 – 35 gram per butir.
Dengan bobot telur yang lebih berat, tentu nilai jual telur ayam KUB akan lebih tinggi dibandingkan telur ayam kampung lokal.
4. Konversi Pakan Lebih Efisien
Ayam KUB hanya memerlukan pakan sebanyak 3,8 kg untuk menghasilkan 1 kg telur. Angka konversi pakan ini jauh lebih rendah dibandingkan ayam kampung lokal yang membutuhkan 4,9 – 6,4 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg telur.
Dengan konversi pakan yang lebih efisien, peternak ayam KUB tentu akan menghemat biaya pakan. Hal ini akan meningkatkan keuntungan finansial dari usaha peternakan ayam KUB.
5. Sifat Mengeram Rendah
Salah satu kendala utama peternakan ayam kampung adalah tingginya sifat mengeram. Ayam kampung yang sedang mengeram akan berhenti bertelur. Masa mengeram yang lama ini tentu mengurangi produktivitas telur ayam kampung.
Melalui seleksi genetik, sifat mengeram ayam KUB berhasil diturunkan hingga tinggal 10% dari total populasi. Ayam KUB lebih sering bertelur dibandingkan mengeram. Hal ini tentu meningkatkan produktivitas telurnya.
6. Tingkat Kematian Rendah
Ayam KUB relatif lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan ayam kampung lokal. Tingkat kematian ayam KUB sangat rendah, yaitu kurang dari 5% sampai umur 6 minggu.
Sementara tingkat kematian ayam kampung lokal bisa mencapai 25 – 30% pada fase starter (0 – 6 minggu). Ketahanan ayam KUB terhadap penyakit tentu mengurangi risiko kerugian akibat kematian ternak.
7. Performa Pertumbuhan Seragam
Ayam KUB merupakan galur murni hasil pemuliaan secara ilmiah. Oleh karena itu, ayam KUB memiliki performa pertumbuhan yang seragam di antara populasi.
Bobot badan, produksi telur, konsumsi pakan, dan performa lainnya relatif sama pada setiap ekor ayam KUB jika dipelihara dengan manajemen yang baik. Hal ini memudahkan peternak dalam mengelola pemeliharaan ayam KUB.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, ayam KUB sangat cocok dibudidayakan untuk meningkatkan produktivitas ayam kampung, baik sebagai penghasil daging maupun telur.
Bagaimana Cara Budidaya Ayam KUB yang Baik?
Agar dapat memperoleh performa optimal dari ayam KUB, diperlukan manajemen pemeliharaan yang baik. Berikut ini adalah tips budidaya ayam KUB:
1. Persiapan Kandang
Pastikan kandang ayam dalam kondisi bersih dan higienis sebelum menempatkan DOC KUB. Lakukan desinfeksi kandang menggunakan desinfektan atau antibakteri. Kandang harus dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum, lampu penerangan, dan peralatan lain yang dibutuhkan.
Ukuran kandang disesuaikan dengan fase pertumbuhan ayam:
- Fase starter (0 – 6 minggu): 100 cm x 100 cm untuk 30 ekor
- Fase grower (6 – 12 minggu): 100 cm x 100 cm untuk 15 ekor
- Fase layer: Minimal 1 m2 untuk 4 – 5 ekor ayam betina dewasa
Pastikan sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam kandang baik. Jangan padatkan kandang agar ayam leluasa beraktivitas.
2. Pemberian Pakan Berkualitas
Pakan ayam KUB harus mengandung protein dan kalsium yang cukup untuk mendukung produktivitas telur yang tinggi. Kandungan protein pakan fase layer sebaiknya 16 – 17% dengan kalsium 3,5 – 4%.
Pemberian pakan disesuaikan dengan fase pertumbuhan:
- Fase starter (0 – 6 minggu): berikan pakan starter brum dengan protein 18 – 21%
- Fase grower (6 – 12 minggu): berikan pakan grower dengan protein 16 – 17%
- Fase layer: berikan pakan layer dengan protein 16% dan kalsium tinggi
Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum atau sepuasnya, tetapi tetap diawasi jangan sampai terjadi pemborosan. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore hari. Pastikan air minum selalu tersedia.
3. Vaksinasi dan Vitamin
Lakukan vaksinasi pada ayam KUB secara rutin untuk mencegah serangan penyakit. Vaksinasi dapat dilakukan sejak ayam berumur 3 hari, kemudian diulang pada umur 18 – 21 hari. Berikan vaksin ND (Newcastle Disease) dan vaksin lain sesuai kondisi lapangan.
Selain vaksinasi, berikan vitamin dan mineral melalui air minum. Vitamin larut air diberikan 1 – 2 kali seminggu untuk menjaga kesehatan dan kebugaran ayam.
4. Sanitasi Lingkungan
Jaga kandang dan lingkungan sekitar agar selalu bersih dari kotoran dan debu. Lakukan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan secara rutin. Buang kotoran dan sisa pakan yang menumpuk untuk mencegah timbulnya penyakit.
5. Perkawinan
Untuk memperoleh telur tetas, lakukan perkawinan ayam KUB pada umur 5 – 6 bulan. Gunakan rasio pejantan dan betina 1 : 4 atau 5. Pisahkan pejantan setelah masa kawin selesai untuk menghindari pertengkaran yang bisa melukai ayam betina.
Telur tetas dieramkan selama 21 hari menggunakan mesin tetas agar menetas dengan baik.
6. Recording Data
Lakukan pencatatan performa harian ayam KUB, seperti konsumsi pakan, berat badan, produksi telur, kematian, dan data lainnya. Pencatatan data ini penting untuk memantau pertumbuhan dan produktivitas ayam KUB.
Demikian tips budidaya ayam KUB agar dapat berproduksi optimal. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, ayam KUB dapat meningkatkan produktivitas peternakan ayam kampung Anda.
Apa Saja Manfaat Beternak Ayam KUB?
Beternak ayam KUB memberikan banyak manfaat bagi peternak, di antaranya:
1. Meningkatkan Produktivitas Telur
Ayam KUB mampu menghasilkan telur hingga 180 butir per ekor per tahun. Jumlah ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata produksi telur ayam kampung sekitar 60 – 70 butir per tahun. Dengan demikian, beternak ayam KUB dapat meningkatkan produktivitas telur.
2. Mempercepat Panen Ayam Pedaging
Ayam KUB siap dipanen pada umur 10 minggu dengan bobot potong 0,9 – 1 kg per ekor. Lebih cepat 5 – 6 minggu dibandingkan ayam kampung lokal. Hal ini memungkinkan peternak memanen ayam lebih cepat sebagai sumber daging.
3. Menguntungkan Secara Ekonomi
Ayam KUB lebih efisien dalam mengkonversi pakan. Peternak akan menghemat biaya pakan hingga 40%. Selain itu, ayam KUB juga lebih tahan penyakit sehingga risiko kematian rendah. Kedua hal ini tentu meningkatkan keuntungan peternak.
4. Memenuhi Permintaan Pasar Ayam Kampung
Pasar ayam kampung di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Ayam KUB dapat memenuhi permintaan pasar akan daging dan telur ayam kampung dengan kualitas prima.
5. Memperbaiki Mutu Genetik Ayam Kampung
Peternak bisa menggunakan ayam KUB sebagai indukan untuk menghasilkan DOC ayam kampung unggul. Hal ini bermanfaat untuk memperbaiki mutu genetik ayam kampung lokal secara berkelanjutan.
Beternak ayam KUB merupakan agribisnis yang menjanjikan keuntungan. Dengan menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik, ayam KUB dapat optimal berproduksi sehingga meningkatkan income peternak.
Apa Saja Tantangan dalam Beternak Ayam KUB?
Meskipun menguntungkan, tentu saja beternak ayam KUB juga tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi peternak ayam KUB antara lain:
1. Membutuhkan Modal Awal yang Cukup
Harga DOC atau bibit ayam KUB masih relatif mahal, yaitu Rp7.000-Rp10.000 per ekor. Ini lebih mahal dibandingkan DOC ayam kampung lokal yang hanya Rp5.000-an per ekor.
Selain itu, kandang dan peralatan modern juga dibutuhkan agar produktivitas ayam KUB maksimal. Oleh karena itu, peternak membutuhkan modal awal yang cukup besar untuk memulai usaha ayam KUB.
2. Perlu Ketelatenan dan Disiplin Tinggi
Pemeliharaan ayam KUB membutuhkan ketelatenan ekstra dan disiplin yang tinggi dalam menerapkan manajemen yang baik. Jika salah dalam perawatan, performa ayam KUB bisa drop drastis. Peternak harus tekun melakukan perawatan sehari-hari.
3. Manajemen Pakan yang Cermat
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam peternakan unggas. Agar usaha efisien dan menguntungkan, peternak ayam KUB harus piawai dalam mengelola persediaan dan pemberian pakan.
4. Pemeliharaan Secara Intensif
Ayam KUB membutuhkan pemeliharaan secara intensif, tidak bisa dipelihara secara ekstensif. Peternak harus lebih intensif dalam perawatan dan pemantauan kondisi ayam KUB setiap hari.
5. Pemasaran Produk
Saat panen tiba, peternak ayam KUB harus sigap menjual dan memasarkan hasil panen berupa daging dan telur ayam. Dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar produk laku terjual dengan harga yang menguntungkan.
Itulah beberapa tantangan yang mungkin dihadapi peternak ayam KUB. Meskipun demikian, dengan menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik, tantangan-tantangan tersebut masih dapat diatasi dengan baik.
Apakah Beternak Ayam KUB Menguntungkan? Analisis Keuntungan Usaha Ternak Ayam KUB
Pada dasarnya, beternak ayam KUB sangat menjanjikan keuntungan asalkan dikelola dengan benar. Berikut analisis keuntungan beternak 1.000 ekor ayam KUB:
Penerimaan:
- Telur: 180 butir x 1.000 ekor x Rp2.200 = Rp396.000.000
- Ayam pedaging: 800 ekor x Rp50.000 = Rp40.000.000
- Total penerimaan = Rp436.000.000
Pengeluaran:
- Bibit DOC KUB: 1.000 ekor x Rp10.000 = Rp10.000.000
- Pakan: 6.000 kg x Rp7.000 = Rp42.000.000
- Obat & vaksin = Rp5.000.000
- Listrik & air = Rp6.000.000
- Tenaga kerja = Rp12.000.000
- Penyusutan kandang = Rp5.000.000
- Lain-lain = Rp5.000.000
- Total pengeluaran = Rp85.000.000
Keuntungan = Penerimaan – Pengeluaran
= Rp436.000.000 – Rp85.000.000 = Rp351.000.000
Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa beternak 1.000 ekor ayam KUB mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp351.000.000 dalam satu periode pemeliharaan. Angka ini cukup menjanjikan.
Tentu saja, analisis keuntungan selalu bersifat variatif tergantung jumlah ayam yang dipelihara, harga pakan, dan berbagai faktor lainnya. Namun secara umum, usaha ternak ayam KUB sangat berpotensi menguntungkan jika dikelola dengan baik.
Demikian analisis lengkap mengenai peluang usaha beternak ayam KUB. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi Anda yang tertarik berternak ayam kampung unggul.