Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Singkong/Ketela Pohong: Asal-Usul, Jenis, Manfaat, dan Bahayanya

Singkong merupakan tanaman umbi asal Brasil yang dikenal sebagai bahan pangan sumber karbohidrat dengan beragam manfaat dan potensi bahaya jika salah mengolah.

Singkong atau yang juga dikenal dengan nama ketela pohong, merupakan salah satu tanaman yang sangat populer di Indonesia. Hampir semua orang Indonesia mengenal tanaman ini, baik dari bentuknya, rasanya, hingga manfaat dan olahannya.

Namun tahukah Anda, bahwa sebenarnya singkong bukanlah tanaman asli Indonesia? Ya, singkong berasal dari benua Amerika tepatnya di Brazil dan Paraguay. Singkong baru diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-19 oleh bangsa Portugis.

Apa Itu Singkong/Ketela Pohong?

Singkong atau yang memiliki nama latin Manihot esculenta, adalah tanaman umbi-umbian dari keluarga Euphorbiaceae. Singkong biasanya dibudidayakan untuk dimanfaatkan umbinya yang kaya akan karbohidrat.

Selain umbinya, bagian lain dari tanaman singkong seperti daunnya juga dimanfaatkan sebagai sayuran oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Ciri-Ciri Singkong

singkong

Berikut adalah ciri-ciri dari tanaman singkong:

  • Batang: berkayu, tegak, dan berwarna kecoklatan
  • Daun: berbentuk jantung dengan 7 buah cuping
  • Bunga: berwarna putih kekuningan
  • Akar: tunggang, gemuk, dan berwarna putih atau kekuningan (inilah yang dimanfaatkan sebagai umbi)

Asal Usul Singkong

Menurut penelitian, singkong pertama kali dibudidayakan oleh suku Indian Maya di negara Meksiko, Amerika Tengah. Singkong baru diperkenalkan ke Indonesia pada abad ke-16 tepatnya pada tahun 1558 oleh bangsa Portugis.

Singkong Dibawa ke Afrika dan Asia

Bangsa Portugis pertama kali memperkenalkan tanaman singkong dari Brasil ke benua Afrika yaitu ke negara Kongo. Kemudian dari Afrika, singkong menyebar ke negara-negara Asia termasuk Indonesia lewat bangsa Portugis dan Spanyol.

Di Indonesia sendiri, singkong mulai dibudidayakan secara komersil sejak 1810-an di Jawa.

Berbagai Nama Singkong di Indonesia

Karena singkong bukan tanaman asli Indonesia, maka setiap suku atau daerah di Indonesia memiliki sebutan yang berbeda-beda untuk singkong, diantaranya:

  • Sunda: sampeu
  • Jawa: pohung atau telo kaspe
  • Melayu: ketela
  • Sangihe: bungkahe
  • Buton: kaopi
  • Gorontalo dan Tolitoli: kasubi
  • Maluku dan Papua: kasbi

Istilah telo, kasubi, kasbi, bungkahe, dan kaopi, semuanya berasal dari kata “cassava” dalam bahasa Portugis. Sedangkan istilah “ketela” berasal dari bahasa Spanyol yaitu “castilla” (dibaca kastilya) yang merupakan nama sebuah wilayah di Spanyol.

Jadi singkong di Indonesia memiliki banyak sebutan yang berasal dari bahasa asal daerah setempat yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis dan Spanyol.

Macam-Macam Singkong

Di Indonesia sendiri, dikenal beberapa varietas unggul singkong, antara lain:

1. Adira 4

Ciri-ciri:

  • Tidak bercabang
  • Berdaging umbi putih
  • Rasanya agak pahit
  • Tahan hama wereng dan penyakit busuk daun
  • Cocok ditanam di lahan marginal

2. CMM 02048-6

Ciri-ciri:

  • Masa panen singkat 6-8 bulan (singkong genjah)
  • Daging umbi berwarna kuning
  • Kandungan betakaroten tinggi yaitu 791,712 ug/100 gram

3. Malang 4

Ciri-ciri:

  • Berdaging putih besar
  • Potensi hasil tinggi 40 ton/ha
  • Umur panen 9 bulan
  • Agak tahan wereng dan cocok ditanam di lahan marginal

4. Malang 6

Ciri-ciri:

  • Hasil panen 36,4 ton dalam 9 bulan
  • Berdaging putih
  • Rasanya pahit
  • Cocok untuk industri pati dan tepung
  • Agak tahan wereng

Kandungan dan Manfaat Singkong

singkong

Singkong mengandung berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain:

1. Sumber Karbohidrat

Singkong kaya akan karbohidrat kompleks yang merupakan sumber energi bagi tubuh. Kandungan karbohidratnya bahkan lebih tinggi daripada nasi, jagung, atau serealia lainnya.

Karenanya, singkong sangat cocok dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi yang mengenyangkan.

2. Rendah Lemak dan Kolesterol

Keunggulan lain singkong adalah kandungan lemak dan kolesterolnya yang rendah, sehingga aman dikonsumsi bagi yang sedang menjalani program diet rendah lemak & kolesterol.

3. Sumber Serat Tinggi

Serat pangan terlarut dan tak terlarut dalam singkong cukup melimpah. Ini penting untuk melancarkan sistem pencernaan dan mencegah sembelit.

Selain itu serat juga bermanfaat menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan menstabilkan kadar gula darah.

4. Sumber Vitamin dan Mineral

Beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam singkong antara lain Vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, B6), Vitamin C, Vitamin K, kalsium, fosfor, zat besi, seng, dan potassium.

Zat-zat tersebut berperan dalam pembentukan kolagen kulit, produksi sel darah merah, pertumbuhan tulang, serta menjaga kesehatan jantung.

5. Mengandung Senyawa Bioaktif

Selain gizi makro dan mikro, singkong juga mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti flavonoid, fenolat, dan saponin yang berfungsi sebagai antioksidan.

Senyawa-senyawa ini bermanfaat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas dan menghambat pertumbuhan kanker. Singkong juga mengandung vitamin B17 (amygdaline) yang membantu menghancurkan enzim penyebab kanker.

6. Bebas Gluten

Kelebihan lain singkong adalah sifatnya yang bebas gluten sehingga aman dikonsumsi oleh penderita penyakit celiac atau alergi/intoleransi gluten.

Cara Pengolahan dan Penyimpanan Singkong

Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan terkait cara pengolahan dan penyimpanan singkong agar aman dikonsumsi, yaitu:

1. Singkong Mentah Mengandung Racun

Singkong mentah sebenarnya mengandung racun alami yaitu glikosida sianogen (linamarin dan metil-linamarin) yang dapat memicu keracunan bila dikonsumsi.

Oleh karena itu, hindari mengkonsumsi singkong mentah.

2. Selalu Kupas Kulitnya

Sebelum dimasak, selalu bersihkan dan kupas dulu kulit ari singkong karena kadar racun terbanyak justru berada di bagian kulit.

3. Rendam atau Rebus Singkong

Cara efektif menghilangkan racun pada singkong adalah dengan perendaman dalam air bersih atau merebusnya.

Pastikan singkong sudah matang sempurna sebelum dikonsumsi.

4. Hindari Menggoreng Singkong

Menggoreng singkong tidak efektif menghilangkan racun dibanding dengan mengukus atau merebusnya. Oleh karena itu, hindari menggoreng singkong jika ingin lebih sehat.

5. Jangan Simpan Singkong Terlalu Lama

Singkong segar yang baru dipanen bisa bertahan 1-2 minggu jika disimpan dengan benar. Jika disimpan lebih lama, singkong bisa mengeluarkan tunas, menghitam, atau berlendir tanda telah rusak.

Hindari mengkonsumsi singkong yang sudah rusak karena berbahaya.

Potensi Bahaya Singkong

Meski menyehatkan, ada beberapa potensi bahaya yang perlu diwaspadai jika mengonsumsi singkong, yaitu:

1. Keracunan Sianida

Jika singkong tidak diolah dengan benar (direbus/dikukus hingga matang), maka racun alami sianida pada singkong tidak hilang dan dapat menyebabkan keracunan.

Gejala keracunan sianida antara lain mual, diare, sampai kejang-kejang.

2. Kandungan Oksalat Tinggi

Selain racun sianida, singkong juga mengandung oksalat cukup tinggi yang bisa memicu batu ginjal jika dikonsumsi berlebihan terutama bagi penderita batu ginjal.

3. Mengandung Karbohidrat Tinggi

Kadar karbohidrat kompleks dalam singkong cukup tinggi. Bagi penderita diabetes atau hipertrigliseridemia, mengonsumsi singkong dalam porsi besar dan frekuensi tinggi beresiko meningkatkan kadar gula dan kolesterol darah.

Itulah gambaran lengkap seputar singkong mulai dari asal-usul, jenis, kandungan gizi, manfaat, cara pengolahan, hingga potensi bahayanya. Singkong sebenarnya aman dikonsumsi selama diolah dengan benar.

Pilihlah singkong segar yang berwarna putih bersih tanpa bintik hitam. Selalu kupas kulit dan cuci bersih sebelum dimasak hingga matang. Batasi konsumsi singkong jika Anda menderita penyakit tertentu seperti diabetes, hiperkolesterol, atau batu ginjal agar efek samping bisa diminimalisir.

Share: