Wow, apa jadinya Atletico Madrid tanpa Jan Oblak? Kiper asal Slovenia ini benar-benar jadi pahlawan saat timnya menyingkirkan Inter Milan lewat drama adu penalti di Liga Champions.
Setelah bermain imbang 1-1 di leg pertama, Atletico tertinggal lebih dulu di leg kedua lewat gol Federico Dimarco. Tapi, Antoine Griezmann membuat skor jadi 1-1. Skor bertahan hingga extra time, membuat laga harus dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di sini, Oblak beraksi. Dia menepis tendangan Alexis Sanchez dan Davy Klaassen. Sementara kiper Inter, Yann Sommer, cuma bisa menepis satu tendangan pemain Atletico.
Puncak drama terjadi saat giliran Lautaro Martinez. Bomber Inter ini harus mencetak gol demi menjaga asa timnya. Tapi apa daya, tendangannya melambung tinggi! Atletico pun lolos dengan skor akhir 5-4.
Performa Apik Jan Oblak Sepanjang Musim
Penampilan heroik Jan Oblak di laga kontra Inter sebetulnya cuma kelanjutan dari performa apiknya sepanjang musim ini. Di La Liga, dia sudah clean sheet 12 kali dari 24 laga.
Hebatnya lagi, dari 50 laga Liga Champions yang dimainkannya di kandang bersama Atletico, Oblak cuma 5 kali kalah. Sisanya, 33 kali menang dan 12 kali imbang. Mantap!
Tak heran, banyak klub top Eropa yang kepincut ingin merekrutnya. Chelsea disebut-sebut jadi salah satu peminat serius. The Blues memang lagi butuh kiper top setelah kecewa dengan performa Kepa Arrizabalaga dan Edouard Mendy.
Atletico Siap Lepas, Chelsea Siap Tampung?
Kabar baiknya buat Chelsea, Atletico dilaporkan siap melepas Oblak musim panas ini. Menurut laporan Sport.es, Los Rojiblancos mengincar kiper yang lebih muda sebagai suksesor Oblak.
Chelsea tentu punya dana untuk menggelontorkan tawaran menggiurkan. Apalagi mereka baru saja ditinggal pergi N’Golo Kante dan Kalidou Koulibaly yang kontraknya tak diperpanjang.
Jika transfer ini terjadi, Jan Oblak berpeluang jadi kiper termahal di dunia. Saat ini rekor itu dipegang Kepa yang dibeli Chelsea dari Athletic Bilbao dengan mahar 80 juta euro pada 2018.
Oblak Tetap Kalem Jelang Debut di Piala Eropa 2024
Sementara itu, Oblak juga tengah fokus membela Timnas Slovenia di Piala Eropa 2024. Ini akan jadi turnamen akbar pertama sepanjang kariernya.
Meski demikian, Jan Oblak mengaku tetap kalem menjelang laga perdana Slovenia kontra Denmark, Minggu (16/6) mendatang.
“Sejujurnya, saya kira saya akan merasakan sesuatu yang berbeda. Tapi ternyata tidak. Kami punya laga penting lawan Denmark. Saya tidak memikirkannya sebagai Piala Eropa, tapi hanya sebagai salah satu pertandingan yang harus saya menangkan,” kata Oblak kepada RTV Slovenia.
“Anda harus menyingkirkan semua distraksi dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk pertandingan. Pada akhirnya, hasil selalu sangat penting. Kami akan melakukan segala yang mungkin agar bisa puas,” imbuhnya.
Impian Masa Kecil Oblak Terwujud
Meski demikian, Oblak tak memungkiri bahwa tampil di Piala Eropa 2024 jadi perwujudan mimpinya sejak kecil. Dia bahkan masih ingat saat Slovenia pertama kali main di Piala Eropa 2000 silam.
“Sebagai anak kecil, Anda melihat semua ini, semua euforia ini, dan Anda berpikir untuk menjadi bagian dari sesuatu seperti itu suatu hari nanti. Anda berharap bisa bermain di pertandingan seperti itu, membuat orang-orang memenuhi bus untuk mendukung Anda,” kenang Oblak.
“Saya baru berusia tujuh tahun saat itu, dan bahkan di usia itu, saya sudah memikirkan atau memimpikannya. Saya bekerja keras, dan beruntung, kami berhasil sekarang,” lanjut eks kiper Olimpija Ljubljana ini.
Persiapan Slovenia sejauh ini berjalan lancar. Meski sempat kalah dari Bulgaria dalam laga uji coba terakhir, Jan Oblak menegaskan timnya sudah siap tempur.”Kesan sepanjang persiapan bagus. Kami berlatih keras. Kami memang tak menang di laga terakhir, tapi hal positifnya adalah kami bisa cepat menyamakan kedudukan setelah tertinggal,” tutupnya.