Inggris menelan kekalahan mengejutkan 1-0 dari Islandia dalam laga pemanasan terakhir mereka menjelang Euro 2024 di Stadion Wembley, Sabtu (8/6/2024). Gol tunggal Jon Dagur Thorsteinsson pada menit ke-12 membuat skuad asuhan Gareth Southgate tertunduk lesu di hadapan publiknya sendiri.
Kekalahan ini tentunya menjadi pukulan telak bagi Inggris yang dianggap sebagai salah satu favorit juara di Euro 2024. Apalagi, mereka baru saja mengumumkan skuad final 26 pemain yang akan dibawa ke Jerman.
Penampilan buruk di laga pamungkas ini memunculkan keraguan akan kesiapan The Three Lions bersaing di turnamen akbar Eropa tersebut.
Gol Cepat Islandia Bungkam Wembley
Tak butuh waktu lama bagi Islandia untuk membungkam Wembley. Di menit ke-12, Thorsteinsson yang tidak terkawal dengan baik oleh Kyle Walker dan Marc Guehi, mendapat ruang untuk memotong ke dalam dari sisi kiri. Tendangan kerasnya menembus sela kaki John Stones dan mengecoh kiper Aaron Ramsdale di sudut dekat gawangnya. Skor 1-0 untuk Islandia.
Gol ini seolah mengingatkan pada kekalahan memalukan Inggris vs Islandia di babak 16 besar Euro 2016 silam dengan skor yang sama, 1-2. Saat itu Islandia yang berstatus sebagai tim underdog, mampu menyingkirkan Inggris yang dipenuhi bintang seperti Wayne Rooney, Harry Kane, dan Raheem Sterling.
Meski tertinggal cepat, Inggris sebetulnya mendominasi permainan. Mereka menguasai bola hingga 70% dan melepaskan 16 tembakan dengan 6 tepat sasaran. Namun penyelesaian akhir yang buruk dari para penyerang membuat upaya mereka sia-sia.
Harry Kane yang biasanya menjadi tumpuan lini depan, tampil melempem. Peluang emas didapatnya di menit 28 memanfaatkan umpan silang Cole Palmer. Namun sundulannya dari jarak 6 yard justru melambung tinggi. Sebuah peluang yang sangat layak untuk menyamakan kedudukan terbuang percuma.
Sementara itu, Phil Foden yang dimainkan sebagai gelandang serang di lini tengah gagal memenuhi ekspektasi. Beberapa kali kehilangan bola di area berbahaya dan memberi ruang bagi Islandia melancarkan serangan balik. Anthony Gordon di sisi sayap kanan juga tampil di bawah performa terbaiknya.
Islandia Nyaris Tambah Keunggulan
Usai jeda, Inggris berusaha bangkit. Southgate memasukkan Ezri Konsa menggantikan John Stones yang tampaknya mengalami masalah di pergelangan kakinya. Namun alih-alih berbalik unggul, Inggris justru nyaris kebobolan untuk kali kedua.
Menit 63, Hakon Arnar Haraldsson membawa bola dengan kecepatan tinggi di sisi kanan pertahanan Inggris. Umpannya ke tengah disambut Thorsteinsson yang sudah berdiri bebas. Beruntung tendangannya meleset tipis di sisi kanan gawang Ramsdale. Islandia gagal menggandakan keunggulan.
Southgate kemudian memasukkan empat pemain sekaligus di menit 64. Ivan Toney, Trent Alexander-Arnold, Joe Gomez, dan Bukayo Saka diharapkan bisa memberikan energi baru. Namun pergantian ini tidak memberikan dampak signifikan.
Serangan-serangan sporadis Inggris masih belum membuahkan hasil. Saka yang masuk menggantikan Gordon mampu memberikan ancaman dari sisi kiri. Namun umpan-umpannya tidak menemui sasaran di kotak penalti Islandia.
Sebaliknya, Islandia masih mampu memberikan ancaman lewat serangan balik cepat. Menit 75, tendangan voli spektakuler Finnsson dari luar kotak penalti memaksa Ramsdale terbang untuk menepisnya. Beruntung bola melambung tipis di atas mistar.
Evaluasi Menyeluruh Jelang Euro 2024
Kekalahan dari Islandia ini tentunya menjadi tamparan keras bagi Inggris, terutama Southgate. Tinggal sepekan jelang Euro 2024 bergulir, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pelatih berusia 52 tahun tersebut.
Lini belakang menjadi sorotan utama. Tanpa diperkuat Harry Maguire yang dicoret karena cedera, pertahanan Inggris tampak rapuh. Guehi yang dipasang sebagai tandem Stones di jantung pertahanan kerap kehilangan jarak dengan lawan dan memberi ruang tembak.
Di lini tengah, Declan Rice dan Kobbie Mainoo kesulitan mengontrol tempo permainan. Mainoo yang tampil sebagai gelandang bertahan untuk kali pertama, kerap kehilangan bola dan memicu serangan balik cepat Islandia. Ketiadaan Jude Bellingham yang baru bergabung usai final Liga Champions sangat terasa.
Sementara itu, di lini depan, Kane cs tampak frustrasi dengan kedisiplinan bertahan Islandia. Mereka kerap terjebak offside dan gagal memanfaatkan beberapa peluang emas yang tercipta. Southgate sepertinya perlu mengevaluasi komposisi lini serang agar lebih tajam di depan gawang.
Terlepas dari hasil negatif ini, Inggris harus segera bangkit. Mereka akan menghadapi Serbia di laga perdana Grup C pada 16 Juni mendatang. Kemenangan menjadi harga mati untuk menjaga asa lolos ke fase gugur.
Southgate masih punya waktu sepekan untuk memperbaiki kelemahan timnya. Dia perlu memoles lini belakang agar tidak mudah ditembus, mengasah kreativitas lini tengah, dan menajamkan naluri mencetak gol para penyerang. Tanpa perbaikan menyeluruh, mimpi Inggris mengakhiri puasa gelar di Euro 2024 bisa pupus bahkan sebelum dimulai.
Namun sebagai pelatih berpengalaman, Southgate tentunya paham bahwa kekalahan di laga ujicoba tidak serta merta menghapus peluang timnya berbicara banyak di Euro 2024 nanti. Inggris masih menjadi salah satu tim kuat dengan materi pemain mumpuni di setiap lini.
Yang terpenting adalah bagaimana menyatukan visi dan semangat para pemain untuk tampil habis-habisan demi mengamankan tiket 16 besar terlebih dahulu. Jika berhasil melewati fase grup, mentalitas dan rasa percaya diri akan tumbuh seiring pertandingan.
Kekalahan dari Islandia menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya fokus dan intensitas di setiap pertandingan. Tidak ada lawan yang bisa dianggap enteng, termasuk tim-tim yang secara materi pemain dan peringkat FIFA jauh di bawah Inggris.
Southgate harus mampu meyakinkan anak asuhnya untuk bermain lepas dan mengeluarkan kemampuan terbaik. Kane dan kawan-kawan punya tanggung jawab besar menebus kekecewaan di Wembley dan membayarnya dengan prestasi gemilang di Euro 2024 nanti.
Bagi pendukung setia Inggris, kalah dari Islandia memang menyakitkan. Namun mereka harus tetap memberikan dukungan penuh dan optimisme kepada Harry Kane cs. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan membuktikan kualitas sesungguhnya di panggung utama Euro 2024 mendatang.